
Bersinar-sinar – Jatuh pun tak sia-sia!
Dan tidak sia-sia kilatan lembut
Rambutmu yang basah – Tidak sia-sia!
Sebelum madu susu di bibirmu kering
Ya kukatakan, “Bibir tempat garam pelipur lara
Berada, yang manisnya bercampur kata ejekan”
Ya, dan itu semua tidak sia-sia
Mulutmu adalah sumber air hayat mengalir
Di bawahnya sumur yang dalam berceruk-ceruk
Dan ajal yang tak begitu jauh dari hidup
Pencintamu tahu dan tahu tidaklah sia-sia
Tuhan mengirim hari-hari penuh berkah kepadamu
Lihat, bukan demi dirinya semata hamba-Mu berdoa
Pemanah meletakkan anak panah Cinta di busur lengkung
Ya, aku pun tahu tak ada panah yang sia-sia
Apa kau ini terganggu oleh kesedihan dan duka
Disebabkan beban berat kaupikul di pundak?
Tangis dan airmatamu o Hati yang berduka
Tidak sia-sia, sungguh semua itu tidak sia-sia!
Semalam angin bertiup dari rumahnya
Dan bertamasya menyusur jalanan di taman
O Mawar, kain baju di dadamu telah koyak
Tercabik dua — namun itu tak sia-sia
Dan Hafiz! Walau hati dalam dirimu mati
Keperihan cinta selalu kausembuhan
Dari pandangan mata liar. Tak sia-sia airmatamu
Tak sia-sia kerling matamu, tak sia-sia!
(Terjemahan Prof. Dr. Abdul Hadi W. M.)
0 comments