Buncis dalam periuk - Jalaluddin Rumi

Lihatlah buncis dalam periuk.
Betapa ia meloncat-loncat selama menjadi sasaran api. Ketika direbus, ia selalu timbul ke permukaan, merintih terus menerus tiada henti.

“Mengapa engkau letakkan api di bawahku ?
Engkau membeliku:
Mengapa kini kau siksa aku seperti ini ?”

Sang Isteri memukulnya dengan penyendok.

“Sekarang,” katanya, “jadi benar-benar matanglah kau dan jangan meloncat lari dari yang menyalakan api.
Aku merebusmu, namun bukan karena kau membangkitkan kebencian-ku, sebaliknya, inilah yang membuatmu menjadi lebih lezat.

Dan menjadi gizi serta bercampur dengan jiwa yang hidup: kesengsaraan bukanlah penghinaan.

Ketika engkau masih hijau dan segar, engkau minum air dari kebun:

air minum itu demi api ini.

Kasih Tuhan itu lebih dahulu daripada kemurkaan-Nya, tujuannya bahwa dalam kasih-Nya engkau dapat menderita kesengsaraan.

Kasih-Nya yang mendahului kemurkaan-Nya itu supaya sumber penghidupan, yang ada, dapat dihasilkan;
Bahkan kemudian Tuhan Yang Maha Agung
membenarkannya, berfirman,

‘Sekarang engkau telah tercuci bersih, keluarlah dari sungai.’

Teruslah, wahai buncis, terebus dalam kesengsaraan sampai wujud ataupun diri tak tersisa padamu lagi.
Jika engkau telah terputus dari taman bumi, engkau akan menjadi makanan dalam mulut dan masuk ke kehidupan.
Jadilah gizi, energi, dan fikiran !

Engkau menjadi air bersusu: Kini jadilah singa hutan !

Awalnya engkau tumbuh dari Sifat-Sifat Tuhan:
kembalilah kepada Sifat-Sifat-Nya !

Engkau menjadi bagian dari awan, matahari dan bintang-bintang:
Engkau akan menjadi jiwa, perbuatan, perkataan, dan fikiran.

Kehidupan binatang muncul dari kematian tetumbuhan: maka perintah,
‘bunuhlah aku, wahai para teman setia’ adalah benar.

Lantaran kemenangan menanti setelah mati, kata-kata,
‘Lihatlah, karena dibunuh aku hidup’ adalah benar.”

__________
Sumber: Ajaran dan Pengalaman Sufi – Maulana Jalaluddin Rumi, terjemahan dari Reynold A Nicholson, cetakan Pustaka Firdaus 1996.
Bookmark and Share
Tags:

    You may also like :

bepemedia

Creative Communication Solutions
Internet Solutions

0 comments

Leave a Reply