Musa dan pengembala domba - Jalaluddin Rumi

Pada suatu hari, Musa mendengar seorang gembala berdoa:
“Tuhan, tunjukkan padaku, di mana Kamu Tinggal,
Saya ingin jadi kacungMu,
Saya akan membersihkan kasut kakiMu,
Dan menyisir rambutMu,
Dan mengambil susu perah untukMu”.

Ketika Musa mendengarnya berdoa, secara tidak sopan begitu, Musa pun memarahinya, katanya:

“Bodoh! Bapakmu beriman tapi kamu tidak.
Tuhan itu Maha, dan kata-kata kamu itu tidak pantas kamu ucapkan padaNya”.

Penggembala itu malu sekali,
dia menyobek-nyobek bajunya,
dan lari ke padang pasir.

Kemudian terdengarlah suara dari langit:

“Hai Musa, kenapa pelayanKu itu jadi lari?
Bukankah tugasmu mendekatkan manusia padaKu, bukannya menjauhkan mereka dariKu?
Aku telah menganugerahkan pada setiap kaum cara mereka sendiri memuji dan memujaKu.
Aku tidak perlu puja puji itu karena Aku terlampau tinggi.

Kata-kata tidak Kunilai,
Hati yang mengucapkannya itulah yang perlu.
Aku tidak perlu kata-kata indah,
Aku memerlukan hati penuh perasaan.

Bermacam-macam cara manusia menunjukkan pengabdian mereka padaKu,
asal pengabdian itu tulus dan ikhlas..
Aku terima..

Aku terima.”

___________
Berdasarkan cerita dari Masnawi, terjemahan Taufiq Ismail, dari buku: Tuhan Kita Begitu Dekat, Tadarus Puisi Bulan Suci.
Bookmark and Share
Tags:

    You may also like :

bepemedia

Creative Communication Solutions
Internet Solutions

0 comments

Leave a Reply