Hafiz

Syamsudin Muhammad Hafiz al-Syirazi (1316-1390 M) adalah penyair Persia paling masyhur. Dia hidup pada zaman Timur Leng, penakluk besar abad ke-14 M dan pembangun dinasti Timurid yang beribukota di Samarqand, Uzbekistan sekarang. Kota kelahirannya Shiraz sejak lama merupakan salah satu pusat penting kebudayaan Islam atau Persia. Sejak berabad-abad hingga sekarang, kota ini masyhur karena taman-tamannya yang indah dan terpelihara.

Di kota ini dijumpai banyak mausoleum dan makam para filosof, pelukis dan penyair. Di antaranya yang terkenal ialah mausoleum Sa’di dan makam Hafiz. Mausoleum kedua penyair ini terletak di pinggiran kota Shiraz dalam sebuah kompleks yang besar dan luas, dikelilingi taman yang indah dan bangunan-bangun lain seperti perpustakaan, galeri seni, ruang diskusi dan pameran, serta panggung pertunjukan seni. Dengan begitu mausoleum tersebut tidak hanya menjadi tempat ziarah, tetapi lebih berfungsi sebagai taman budaya dan wisata.

Selain itu Shiraz juga terkenal sebagai kota seni. Segala jenis seni kriya termasuk karpet yang bagus dihasilkan di kota ini. Begitu juga keramik yang indah dan bagus, lukisan miniatur, perhiasan dan benda-benda seni lain yang berharga. Penyair-penyair dan pelukis-pelukis Persia terkenal banyak lahir dan besar di kota ini.

Berbeda dengan pendahulunya Sa’di yang banyak mengembara ke pelbagai negeri di Asia dan Eropa, Hafiz sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan kota kelahirannya. Dia sangat mencintai kota leahirannya dengan taman-tamannya yang indah. Dia juga tidak pernah menerbitkan sebuah antologi puisi. Sajak-sajaknya yang melimpah bertebaran dalam banyak naskah. Baru sesudah penyairnya wafat sajak-sajaknya yang ratusan jumlahnya itu dihimpun dan diterbitkan.

Gaya bersajak Hafiz tergolong baru dalam persajakan Persia pada zamannya. Ungkapan-ungkapan, citra dan pralambang (symbol) yang disajikan sangat memikat. Perenungannya terhadap berbagai segi pengalaman batin manusia dan kehidupan begitu mendalam, tetapi disampaikan dengan gaya yang penuh pesona.

Kemunculannya sebagai penyair terkemuka, konon didahului dengan perjuangan keras. Sejak usia muda, hasratnya menjadi penyair begitu kuatnya. Tetapi pada permulaan kemunculannya dia menemui banyak kegagalan. Sajak-sajaknya dianggap buruk oleh para sarjana dan kritikus sastra pada masanya. Hafiz muda putus asa. Pada suatu malam dia pergi ke kuburan para wali, berteriak keras agar diberi kesangupan menulis sajak. Dia berdoa seraya meluahkan perasaannya di tengah malam gelap kepada Yang Maha Kuasa. Keesokan harinya konon dengan lancarnya dia dapat menulis diwan-diwan yang mempesona.

Daya tarik sajak Hafiz bukan saja karena renungannya yang dalam dan membangkitkan gairah ketuhanan, tetapi juga karena citra (image) dan symbol-simbol yang dia gunakan sangat memikat. Yang menonjol ialah anggur, cawan, saqi (pembawa minuman), mawar, bulbul, alis, bibir, kerlingan mata, pipi, dan segala jenis bunga-bungaan yang dikenal di Persia ketika itu. Tidak sedikit pula penyair besar dunia dipengaruhi oleh semangat, bahkan gaya sajaknya. Di antaranya Goethe, Emerson, Tagore, dan banyak lagi baik penyair Persia, Turki, India dan Arab maupun penyair Eropa.

Sajak-sajak Hafiz dapat dikatakan baik sebagai diwan, sajak-sajak sanjungan yang ditujukan kepada kekasihnya, Tuhan, dan segala nikmat yang dikaruniakan kepadanya oleh Tuhan. Juga bisa disebut ghazal, yaitu sajak-sajak berisikan senandung cinta ilahi. Simbol anggur dan kemabukan mistikal (dzawq) selalu hadir dalam sajak-sajaknya sebagaimana dalam karya penyair sufi lain. Anggur adalah simbol bagi minuman kerohanian yang mendatangkan wajd atau ekstase mistik. Simbol ini sering dinisbahkan kepada zikir dan sama’ (orkestra kerohanian) yang dipraktekkan para sufi dalam ritual mereka. Pasangan bagi ialah gelas atau cawan, yang merupakan lambang hati atau kalbu. Seperti gelas atau cawan kalbu manusia sering berubah-rubah (taqallub) tergantung kepada apa yang dituangkan ke dalamnya. Bilamana ke dalam kalbu (qalbu) dituangkan minuman yang membangkitkan cinta ilahi, maka ia akan mengalami kemabukan mistikal.

Ciri lain yang menarik dari gaya sajaknya ialah nada dan semangatnya yang romantik. Karena itu andilnya tidak kecil bagi munculnya gerakan romantic (romantisme) dalam sastra Eropa yang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 begitu mendunia.
Bookmark and Share
Tags: , ,

    You may also like :

bepemedia

Creative Communication Solutions
Internet Solutions

0 comments

Leave a Reply