Belenggu Keberadaan - Jalaluddin Rumi

Air surut ini berasal dari-Mu, namun mengalir melalui aku:
Selanjutnya, O Yang Maha Agung, lautku diam tak bergerak.
Namun dari sumber yang sama tempat Kau mendatangkan derita
Kau kirim pula kesenangan yang berlimpah kasih sayang.
O Kau, yang melalui bencana membuat lelaki lemah seperti wanita
Tunjukkan padaku jalan yang satu itu
Dan jangan biarkan daku sesat di sepuluh jalan.
Aku bagaikan unta yang letih: Pelana kehendak bebas
Telah menyiksa punggungku yang penat.
Keranjang muatannya yang berat
Sebelah kiri melorot ke bawah, yang kanan naik ke atas.
Turunkan muatan keparat ini agar daku
Dapat mengunyah rerumputan di padang rahmat-Mu!
Ratusan ribu tahun aku melayang tak tentu tujuan
Ya, bagaikan sebutir debu berpusing di udara.
Jika kulupa saat-saat pilu itu dan tempatku mengeluh
Maka perpindahan dalam tidur ini membuatku ingat kenangan lama.
Di malam hari kulepas diriku dari salib bercabang empat
Dan aku pun pergi menuju ruang roh yang penuh kedamaian.
Dari sang perawat, Tidur yang pulas, kudapatkan kembali
Susu minumanku sehari-hari di masa lalu, ya Tuhan.
Semua yang fana melepaskan diri dari kemauan bebasnya
Dan dari keberadaan diri mereka yang membelenggu
Lantas mereka pun pergi menuju diri mereka yang dilupakan
Mereka letakkan anggur hina dan seni musafir atas dirinya
Agar mereka dapat membebaskan diri sesaat dari kesadaran yang sesak.

__________
Penerjemah: Prof Dr Abdul Hadi WM
Bookmark and Share
Tags:

    You may also like :

bepemedia

Creative Communication Solutions
Internet Solutions

0 comments

Leave a Reply