(Puisi Rumi) - Jalaluddin Rumi

Ibumu yang sebenarnya hidup di samudera,
tapi pengasuhmu unggas daratan.
Jiwamu yang paling dalam mengarah ke lautan.
Setiap gerakan darat yang kaubuat,
kau pelajari dari pengasuhmu, ayam kampung.
Sudah datang saatnya kamu bergabung!

Pengasuhmu akan menakut-nakuti kamu dengan air garam,
tapi jangan dengarkan dia!
Samudera adalah rumahmu, bukan kandang ayam yang berbau.
Kamu adalah raja, putera Adam, yang dapat menempuh lautan dan daratan.
Malaikat tidak berjalan di atas bumi, dan binatang tidak berenang di samudera ruhani.

Kamu adalah lelaki atau wanita.
Kamu adalah keduanya.
Kau berjalan tertatih-tatih, dan kamu terbang melingkar berputar mengarungi angkasa.

Kita adalah burung-burung air, duhai anakku.
Samudera mengenal bahasa kita dan mendengar kita dan menjawab kita.
Laut adalah Sulaiman kita.
Melangkahlah ke dalamnya dan biarkan air Daud,
membuat kita menjadi tetes indah bersama riaknya.
Lautan selalu di sekitar kita, tapi karena kesombongan dan kealpaan kita,
kadang-kadang kita selalu mabuk laut.

___________
Sumber: Matsnawi III: 3766-3810
Bookmark and Share
Tags:

    You may also like :

bepemedia

Creative Communication Solutions
Internet Solutions

0 comments

Leave a Reply